Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu.
Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor,
photo dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer,
dsb
- Bimetal
Bimetal adalah sensor temperatur
yang sangat populer digunakan karena kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal
adalah sensor suhu yang terbuat dari dua buah lempengan logam yang berbeda
koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi
satu.
Bila suatu logam dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian
tergantung dari jenis logam dan tingginya temperatur kerja logam tersebut. Bila
dua lempeng logam saling direkatkan dan dipanaskan, maka logam yang memiliki
koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang sedangkan yang memiliki
koefisien muai lebih rendah memuai lebih pendek. Oleh karena perbedaan reaksi
muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih rendah.
Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed
(NC) atau Normally Open (NO).
Bimetal
biasa dijumpai pada alat strika listrik, lampu kelap-kelip (dimmer),alarm
kebakaran, Actinograph (alat pengukur radiasi matahari), Termometer bimetal
mekanik dll.
Sensor dengan Integrated Circuit (IC) tipe LM335 keluarannya 10 mV/0F dan sensor yang lain tipe AD592 arus keluarannya 1A/oK. IC tipe LM335 adalah sebagai zener diode yang sensitif terhadap temperatur.
- Termistor
Thermistor ( NTC dan PTC )
Termistor
adalah salah satu jenis yang mempunyai koefisien temperature yang sangat
tinggi. Fungsi utama dari komponen ini dalam suatu rangkaian elektronik adalah
untuk mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan temperature dalam
rangkaian tersebut. Karakteristrik yang demikian ini memungkinkan kita untuk dapat
mengatasi beberapa masalah yang sederhana, seperti yang berkaitan dengan sensor
temperature, kompensasi temperature atau masalah system pengaturan yang lain.
Termistor
yang dibahs di sini adalah termistor yang mempunyai temperature negative (
disebut sebagai NTC, singkatan dari Negative Temperature Coefficient ) dan
termistor yang mempunyai koefisien temperature positif ( disebut sebagai PTC,
singkatan dari Positive Temperature Coefficient ).
Dari
Kedua termistor di atas, masing – masing mempunyai kegunaan berbeda, karena
karakteristrik dari kedua jenis termistor tersebut berbeda antara satu dengan
yang lain. Akan tetapi pada umumnya, bila kita menyebut kata termistor, maka
termistor yang dimaksud adalah termistor NTC.
Termistor NTC
Sebagaimana
telah dijelaskan di atas, termistor NTC adalah resistor yang mempunyai
koeficien temperature negative yang sangat tinggi. Termistor jenis ini dibuat
dari oksida logam yang terdapat dalam golongan transisi seperti
dan sebagainya. Oksida – oksida ini sebenarnya mempunyai
resistansi yang tinggi tetapi dapat diubah menjadi bahan semikonduktor yaitu
dengan menambah beberapa ion lain ( sebagai doping ) yang mempunyai valensi
yang berbeda. Sedangkan perubahan resistansinya karena pengaruh perubahan
temperature diberikan dalam bentuk kurva resistansi sebagai fungsi temperature.
Termistor PTC
Sebagaimana
telah dijelaskan, termistor PTC merupakan resistor dengan koefisien temperature
positif yang sangat tinggi. Dalam beberapa hal, termistor PTC berbeda dengan
termistor NTC antara lain seperti yang dijelaskan berikut ini :
1.
Koefisien temperature dari termistor PTC bernilai positif hanya dalam interval
temperature tertentu, sehingga di luar interval tersebut koefisien
temperaturnya bisa bernilai nol atau negative.
2.
Pada umumnya, harga mutlak dari koefisien temperature dari PTC jauh lebih besar
dari pada termistor NTC.
Termistor
PTC adalah semikonduktor yang dibuat dari dan ditambah dengan dam
Trimpot
Dan
Potensiometer
Trimpot
dan Potensiometer, keduanya merupakan komponen dasar elektronika yaitu masuk
kategori resistor variable. Resistor variable ialah resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah – ubah atau tidak tetap.
Trimpot
dan Potensiometer yang nilainya tidak tetap, berubah dengan cara hambatan geser
1.
Trimpot
Trimpot
adalah kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan memiliki
nilai tahanan yang dapat di ubah – ubah namun dengan menggunakan alat bantu
berupa obeng kecil, karena untuk merubah nilai resistansinya tidak bisa
menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan
bahan karbon atau arang.
2.
Potensiometer
Potensiometer
merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai resistansinya dapat distel
dengan keinginan dengan cara memutar tungkai pengaturnya. Nilai resistansinya
sendiri tertera pada bodi yang dituliskan dalam bentuk angka, sehingga akan
memudahkan untuk pengaturan suara ( tone control ) bass, Treable, Volume dan
lain – lain.
Beberapa
jenis Potensiometer :
a.
Potensiometer Liniar
b.
Potensiometer Logaritmik
c.
Rheostat
d.
Potensiometer digital
termistor sering di jumpai pada alat penetas telur, alarm, alat pendingin perangkat radio transceiver, kipas otomatis dan pompa air.
- Termokopel
Pembuatan termokopel didasarkan atas sifat thermal bahan
logam. Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada
ujung tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan
akan menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan
bergerak ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung
batang yang dipanaskan akan terjadi muatan positif.
Kerapatan electron untuk
setiap bahan logam berbeda tergantung dari jenis logam. Jika dua batang logam
disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian dipanaskan, maka elektron dari
batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan bergerak ke batang yang
kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah perbedaan tegangan
diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau dipanaskan.
Besarnya termolistrik atau gem ( gaya electromagnet ) yang dihasilkan
menurut T.J Seeback (1821) yang menemukan hubungan perbedaan panas (T1
dan T2) dengan gaya gerak listrik yang dihasilkan E, Peltir
(1834), menemukan gejala panas yang mengalir dan panas yang diserap pada titik hot-juction
dan cold-junction, dan Sir William Thomson, menemukan
arah arus mengalir dari titik panas ke titik dingin dan sebaliknya, sehingga
ketiganya menghasilkan rumus sbb:
E = C1(T1-T2)
+ C2(T12 – T22)
(…)
Efek
Peltier Efek Thomson
atau E = 37,5(T1_T2)
– 0,045(T12-T22)
( ...)
di mana 37,5 dan 0,045 merupakan dua
konstanta C1 dan C2 untuk termokopel tembaga/konstanta.
Bila ujung
logam yang tidak dipanaskan dihubung singkat, perambatan panas dari ujung panas
ke ujung dingin akan semakin cepat. Sebaliknya bila suatu termokopel diberi
tegangan listrik DC, maka diujung sambungan terjadi panas atau menjadi dingin
tergantung polaritas bahan (deret Volta) dan polaritas tegangan sumber. Dari prinsip
ini memungkinkan membuat termokopel menjadi pendingin.
Thermocouple sebagai sensor
temperatur memanfaatkan beda workfunction dua bahan metal.
thermocouple serng kita jumpai pada microwave, tungku pembakaran, tangki penyimpanan suatu industri,
- Resistance Thermal Detector (RTD)
RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang
sering digunakan. RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut
dililitkan pada bahan keramik isolator. Bahan
tersebut antara lain; platina, emas, perak, nikel dan tembaga, dan yang terbaik
adalah bahan platina karena dapat digunakan menyensor suhu sampai 1500o
C. Tembaga dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih rendah dan lebih murah,
tetapi tembaga mudah terserang korosi.
RTD memiliki
keunggulan dibanding termokopel yaitu:
1. Tidak
diperlukan suhu referensi
2.
Sensitivitasnya cukup tinggi, yaitu dapat dilakukan dengan cara mem-perpanjang
kawat yang digunakan dan memperbesar tegangan eksitasi.
3. Tegangan
output yang dihasilkan 500 kali lebih besar dari termokopel
4. Dapat
digunakan kawat penghantar yang lebih panjang karena noise tidak jadi masalah
5. Tegangan
keluaran yang tinggi, maka bagian elektronik pengolah sinyal menjadi sederhana
dan murah.
RTD sering kita jumpai pada tangki bahan bakar kendaraan bermotor, sensor panas pada pipa-pipa industri dan alat-alat meteorologi.
Sensor temperatur dengan IC
Sensor dengan Integrated Circuit (IC) tipe LM335 keluarannya 10 mV/0F dan sensor yang lain tipe AD592 arus keluarannya 1A/oK. IC tipe LM335 adalah sebagai zener diode yang sensitif terhadap temperatur.
3 tipe IC yang mempunyai jarak dan penggunaan yang
berbeda-beda. Apabila mendapat pembiasan balik pada daerah breakdown, maka
keluarannya adalah
Vz = 2,73V + (10mV/oC) T
Untuk menentukan ukuran batasan besarnya tahanan
tergantung dari besarnya tegangan suplai pada zener diode dan tegangan pada
temperatur nominal, yaitu:
R(bias) = V(suplai)
– V(nominal)
Iz
Dalam manufaktur besarnya Iz = 1mA
Bila nilainya adalah linier maka hal ini adalah penting,
karena arus beban kecil maka dibandingkan dengan arus minimum yang melalui zener yaitu :
Vmak >>
V(suplai) – V mak
RL R(bias)